Naga Jawa / Xenodermus
Xenodermus adalah genus ular caenophidian. Ini adalah genus monotipik, yang hanya mengandung Xenodermus javanicus, juga dikenal sebagai dragonsnake, ular tuberkel Jawa, ular lumpur Jawa, atau ular serasah bersandaran kasar. Ini dianggap langka, meskipun saat ini tidak ada upaya konservasi yang aktif. Xenodermus javanicus adalah perwakilan tunggal dari genus Xenodermus dan menunjukkan morfologi eksternal yang unik, mis. sisik punggung yang khas, di antara ular xenodermatid, yang memudahkan mereka membedakan dari spesies yang berbeda. Ular ini sepenuhnya aktif di malam hari dan hidup dari makanan katak. Xenodermus javanicus adalah reptil kecil yang tidak berbisa, semi-fosil. Dragonsnakes meletakkan beberapa cengkeraman 2-4 telur setiap tahun di musim hujan (Oktober-Februari).
Ular Lareangon (Xenochrophis vittatus)
Ular Lareangoan dalah spesies ular rumput yang ditemukan di Nusantara. Nama umum dalam bahasa Inggris adalah Striped keelback, mengacu pada pita di bagian belakang yang berwarna terang.
Panjang tubuh ular adalah 70 cm (0,7 meter). Tubuh bagian atas berwarna hitam dan dihiasi dengan empat garis kuning (pita). Pita membentang di seluruh tubuh hingga ke ekor. Bagian bawah tubuh bergaris hitam dan putih.
Penyebaran
Ular itu tersebar di Sem. Malaya, Singapura, dan Indonesia (Sumatra, Bangka-Belitung, Jawa, dan Sulawesi (masih diperdebatkan)).
Ekologi dan Perilaku
Ular itu menempati dataran rendah di dataran rendah hingga 1.200 meter DPL. Ular ini berkeliaran di siang hari dan biasanya dekat sumber air seperti sungai, rawa, kolam, lahan basah, atau di padang rumput lembab. Makanan utama adalah katak dan ikan kecil.
Ular itu tidak berbahaya bagi manusia. Di beberapa desa di Jawa Tengah, ular sering diburu dan dimainkan oleh anak-anak.
Ular berkembang dengan ovipar. Jumlah telur yang dihasilkan adalah 8 telur.
Ular Pucuk./Ahaetulla
Ahaetulla adalah genus ular colubrid yang biasa disebut ular anggur, atau ular cambuk. Mereka dianggap oleh beberapa ilmuwan sebagai sedikit berbisa dan biasanya disebut sebagai 'taring belakang' atau lebih tepat, opisthoglyphous, artinya gigi atau taring yang diperbesar, yang dimaksudkan untuk membantu dalam pengiriman racun, terletak di belakang atas.
Semua jenis memiliki bentuk kepala yang runcing seperti anak panah, serta tinggal di pepohonan, tanaman, atau semak-semak. Berbisa menengah, tetapi tidak sampai mematikan bagi manusia.
Ular pucuk biasanya nerwarna hijau dengan ujung ekornya berwarna hijau polos atau coklat. Sedangkan yang ujung ekornya merah adalah ular dari jenis yang lain yang sangat berbisa yaitu Viper Albolabris.
Ular Cicak / Lycodon capucinus,
Ular Pelangi / Farancia erytrogramma
Farancia erytrogramma (juga dikenal secara umum sebagai ular pelangi, dan lebih jarang sebagai belut moccasin) adalah spesies besar, nonvenomous, sangat akuatik.
Ular pelangi jarang terlihat karena kebiasaan rahasia mereka. Mereka menghabiskan sebagian besar hidup mereka di air, bersembunyi di vegetasi perairan atau bentuk perlindungan lainnya. Mereka adalah perenang yang kuat, dan juga tahu bagaimana menggali ke dalam lumpur dan pasir. Ular pelangi tidak agresif saat ditangkap, dan tidak menggigit.
Xenodermus adalah genus ular caenophidian. Ini adalah genus monotipik, yang hanya mengandung Xenodermus javanicus, juga dikenal sebagai dragonsnake, ular tuberkel Jawa, ular lumpur Jawa, atau ular serasah bersandaran kasar. Ini dianggap langka, meskipun saat ini tidak ada upaya konservasi yang aktif. Xenodermus javanicus adalah perwakilan tunggal dari genus Xenodermus dan menunjukkan morfologi eksternal yang unik, mis. sisik punggung yang khas, di antara ular xenodermatid, yang memudahkan mereka membedakan dari spesies yang berbeda. Ular ini sepenuhnya aktif di malam hari dan hidup dari makanan katak. Xenodermus javanicus adalah reptil kecil yang tidak berbisa, semi-fosil. Dragonsnakes meletakkan beberapa cengkeraman 2-4 telur setiap tahun di musim hujan (Oktober-Februari).
Ular Lareangon (Xenochrophis vittatus)
Ular Lareangoan dalah spesies ular rumput yang ditemukan di Nusantara. Nama umum dalam bahasa Inggris adalah Striped keelback, mengacu pada pita di bagian belakang yang berwarna terang.
Panjang tubuh ular adalah 70 cm (0,7 meter). Tubuh bagian atas berwarna hitam dan dihiasi dengan empat garis kuning (pita). Pita membentang di seluruh tubuh hingga ke ekor. Bagian bawah tubuh bergaris hitam dan putih.
Penyebaran
Ular itu tersebar di Sem. Malaya, Singapura, dan Indonesia (Sumatra, Bangka-Belitung, Jawa, dan Sulawesi (masih diperdebatkan)).
Ekologi dan Perilaku
Ular itu menempati dataran rendah di dataran rendah hingga 1.200 meter DPL. Ular ini berkeliaran di siang hari dan biasanya dekat sumber air seperti sungai, rawa, kolam, lahan basah, atau di padang rumput lembab. Makanan utama adalah katak dan ikan kecil.
Ular itu tidak berbahaya bagi manusia. Di beberapa desa di Jawa Tengah, ular sering diburu dan dimainkan oleh anak-anak.
Ular berkembang dengan ovipar. Jumlah telur yang dihasilkan adalah 8 telur.
Ular Pucuk./Ahaetulla
Ahaetulla adalah genus ular colubrid yang biasa disebut ular anggur, atau ular cambuk. Mereka dianggap oleh beberapa ilmuwan sebagai sedikit berbisa dan biasanya disebut sebagai 'taring belakang' atau lebih tepat, opisthoglyphous, artinya gigi atau taring yang diperbesar, yang dimaksudkan untuk membantu dalam pengiriman racun, terletak di belakang atas.
Semua jenis memiliki bentuk kepala yang runcing seperti anak panah, serta tinggal di pepohonan, tanaman, atau semak-semak. Berbisa menengah, tetapi tidak sampai mematikan bagi manusia.
Ular pucuk biasanya nerwarna hijau dengan ujung ekornya berwarna hijau polos atau coklat. Sedangkan yang ujung ekornya merah adalah ular dari jenis yang lain yang sangat berbisa yaitu Viper Albolabris.
Ular Cicak / Lycodon capucinus,
Lycodon capucinus, juga dikenal sebagai ular serigala Oriental [1], adalah spesies ular colubrid, yang umumnya ditemukan di Kepulauan Indo-Australia. Diberi nama setelah gigi depan mereka yang membesar, yang memberi mereka penampilan yang diberangus mirip dengan gigi taring, itu juga membuat moncongnya sedikit lebih persegi daripada ular lainnya.
Moncong berbentuk paruh bebek untuk menggali di tanah yang lunak atau berpasir. Mereka memiliki gigi depan yang membesar, tetapi ini tidak digunakan untuk menyuntikkan racun. Seperti banyak colubrid lainnya, mereka memiliki taring sejati di dekat bagian belakang mulut mereka dan mereka akan menggunakannya untuk menyuntikkan racun ke mangsanya. Namun, spesies ini relatif jinak (tidak berbahaya) bagi manusia.
Ular Pelangi / Farancia erytrogramma
Farancia erytrogramma (juga dikenal secara umum sebagai ular pelangi, dan lebih jarang sebagai belut moccasin) adalah spesies besar, nonvenomous, sangat akuatik.
Ular pelangi jarang terlihat karena kebiasaan rahasia mereka. Mereka menghabiskan sebagian besar hidup mereka di air, bersembunyi di vegetasi perairan atau bentuk perlindungan lainnya. Mereka adalah perenang yang kuat, dan juga tahu bagaimana menggali ke dalam lumpur dan pasir. Ular pelangi tidak agresif saat ditangkap, dan tidak menggigit.
Comments
Post a Comment